Laman

Kamis, 16 Desember 2010

Berharap Kebaikan dari Pemimpin Baru

Setiap organisasi atau lembaga yang telah memilih pemimpin yang baru memberi harapan besar kepada pemimpin barunya. Harapan untuk berkembang menjadi lebih baik dan meminimalisasi kekurangan yang ada. Begitu pun dengan lembaga penumpas korupsi di negeri kita, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Belum lama ini, Komisi III DPR RI telah memilih Ketua KPK yang baru karena Ketua KPK yang lama, yaitu Antasari Azhar, telah tersandung kasus pidana.

Busyro Muqoddas telah dipercaya untuk memimpin lembaga yang besar ini. Kebaikan-kebaikan beliau akan mampu mendongkrak kinerja KPK ke arah yang lebih baik. Kebaikan, baik yang bersifat denotatif, maupun konotatif.

“BAIK” memiliki empat huruf yang merupakan singkatan dari beberapa kata. Di antaranya, “B” untuk kata Bersih, “A” untuk Amanah, “I” yang bisa berarti Inovatif, dan “K” yang juga bisa bermakna Keteladanan.
Bersih. Seorang pemimpin yang bersih tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum karena telah melakukan suatu tindakan pidana. Bila Pak Busyro berhasil memberikan citra yang bersih pada dirinya, tingkat kepercayaan masyarakat kepada beliau akan melonjak. Efeknya, dorongan dan dukungan masyarakat akan sangat membantu kinerjanya.

Amanah. Pemimpin amanah adalah seorang yang menjalankan amanahnya sesuai dengan peran dan fungsinya. Tidak pernah menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan keluarga dan kelompoknya. Orientasi pemikirannya hanya tertuju pada rakyat. Bila Pak Busyro menjadi pemimpin yang amanah bisa dipastikan para koruptor di negeri ini akan gigit jari.

Inovatif. Banyaknya koruptor di negeri ini membuat para koruptor tidak akan berbuat korupsi dengan modus operandi yang sama dengan “para pendahulu”-nya. Bila para “calon koruptor” baru menggunakan modus operandi yang sama, KPK bisa dengan mudah untuk melacaknya. Maka, “calon koruptor” tersebut akan mencari cara yang lebih inovatif. Kalau saja, Pak Busyro kalah inovatif dengan para koruptor tersebut, tidak akan heran bila negeri ini menjadi negeri terkorup di dunia.

Keteladanan. Hal ini adalah unsur yang penting dalam suatu kepemimpinan. Gagasan-gagasan dari seorang pemimpin yang memiliki keteladanan yang rendah hanya akan “masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri”. Tidak akan didengar oleh pembantunya. Bagaimana Pak Busyro bisa menumpas korupsi di negeri ini bila gagasan-gagasanya tidak didengar oleh pembantunya? Bagaimana beliau bisa menurunkan tingkat korupsi di negeri ini bila keteladanannya masih minimalis?

Segenap rakyat Indonesia akan berharap banyak kepada Ketua KPK baru ini. Rakyat Indonesia sudah bosan dikhianati oleh para koruptor. Hak-hak mereka sudah banyak terampas. Rakyat Indonesia berharap KPK akan jauh lebih baik dengan ke-“BAIK”-an dari pemimpin barunya. Pak Busyro Muqoddas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar